joy_joyoblogg.blogspot.com

Pages

joy_joyoblogg.blogspot.com
joyz ahmadkertowj

Minggu, 30 Desember 2012

CINTA DALAM DIAM


CINTA  DALAM  DIAM


     Seorang gadis berkulit coklat sawo matang berhidung mancung dan memiliki rambut yang hitam lurus sedang terbaring di ruang televisi sambil memainkan telepon genggamnya. Malam itu dia tidak sedang belajar seperti biasanya karena waktu itu dia telah bebas, dia telah menyelesaikan ujian di sekolahnya, sehingga dia ingin merasakan kebebasan dengan bermain game yang ada pada telepon genggamnya. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, dia merasa bosan dan lelah, akhirnya dia beranjak ke kamarnya. Saat dia hendak tidur, tiba-tiba ponselnya berbunyi, ada sms dari nomor yang tidak dia kenal, dia pun tidak mempedulikan sms itu. Namun tak lama kemudian, ponselnya berbunyi lagi, dia dapati sms dari nomor yang sama, sms itu berisi pertanyaan, “apakah ini dengan Feby?”. Dengan singkat dia membalas, “maaf, bukan”. Dia kira dengan balasan yang sesingkat itu akan mengakhiri perbincangannya lewat sms dengan orang yang tidak dia kenal itu, namun pikirnya salah. Ponselnya berbunyi lagi dan lagi-lagi dia dapati sms dari nomor itu, sms itu berisi, “lalu siapa anda? Temanku berkata bahwa pemilik nomor ini adalah Feby, teman dekatku”. Dengan sikap tenang aku pun membalas sms itu lagi, “saya Vero. Maaf, mungkin teman anda salah memberikan nomor pada anda. Saya bukan Feby, maaf”. Dia rasa telah cukup jelas untuk mengatakan bahwa dia bukanlah orang yang dimaksud oleh orang yang mengiriminya sms itu dan berharap agar orang itu tidak mengiriminya sms lagi. Namun lagi-lagi orang itu mengiriminya sms, bertanya tentang siapa sebenarnya Vero itu, di mana Vero tinggal, namun Vero tidak begitu mempedulikannya, Vero pun akhirnya terlelap dalam tidurnya.

Keesokan harinya, Vero duduk di ruang tamu sambil melamun. Saat itu dia tidak berangkat ke sekolah karena saat itu dia telah bebas, dia hanya tinggal menunggu kelulusan dan ijazah dari sekolahnya. Saat akan beranjak dari tempat duduknya, tiba-tiba ponselnya bordering, ada telepon dari nomor yang semalam mengiriminya sms. Namun saat akan mengangkat telpon, ponselnya mati. Vero bergegas ke kamarnya lalu mengecas ponselnya. Vero berharap agar orang itu menelpon dia lagi, namun ternyata tidak. Akhirnya Vero memutuskan untuk mengirim sms pada orang itu, dalam smsnya dia berkata, “maaf, sebenarnya siapa anda? Apa mau anda? Bukankan semalam sudah saya jelaskan bahwa saya bukanlah orang yang anda maksud, jadi buat apa anda terus menghubungi saya?”



      Dengan cepat orang itu membalas sms Vero, “saya Vicky. Ternyata rumah kita dekat yaa, kita masih satu desa, haha…”.
 Vero terkejut dengan pengakuan dari orang yang bernama Vicky itu. Vero pun penasaran dengan orang yang bernama Vicky itu, lalu Vero membalas sms dari Vicky dan bertanya,
 “hmm, memang di mana rumahmu? Siapa nama panjang kamu?”. Tanpa basa-basi Vicky mambalas dengan cepat sms dari Vero,
“rumahku dekat jalan raya, tepatnya dibelakang sebuah sekolah dasar yang dekat    dengan jalan raya”
“apakah kamu Vicky Prasetya anak dari bapak Harun?
“iya betul, kamu tahu siapa saya. Lalu siapa kamu?”
“heh, ini loh aku, aku Veronika, aku saudaramu, aku anak dari bapak Arif. Apa kamu lupa?”
Akhirnya mereka asik saling menebak satu sama lainnya.

    Setelah mereka tahu bahwa mereka bersaudara, mereka merasa senang karena ternyata mereka saling mengenal. Setiap hari mereka saling berkomunikasi lewat sms, lewat sms itu mereke saling bertukar pikiran tentang banyak hal, saling memberi informasi tentang ilmu pengetahuan, saling bersenda gurau, bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing, banyak hal yang mereka perbincangkan saat mereka saling berkomunikasi. Dari momen-momen seperti itu, Vero bisa menemukan sesuatu hal yang berbeda, dia merasakan ada perubahan dalam hidupnya, dia merasa nyaman saat berkomunikasi dengan Vicky, karena dari sms itu dia bisa menambah pengetahuan dari Vicky, dia bisa menghilangkan rasa penatnya hanya dengan bercanda dengan Vicky lewat sms. Vero merasa bahwa Vicky adalah sosok seorang lelaki yang diidamkannya, Vero sangat mengagumi kepribadian Vicky yang humoris dan memiliki wawasan yang cukup luas.

***

Babarapa minggu kemudian, Vero mengikuti ujian untuk masuk ke sebuah sekolah kejuruan. Beberapa hari setelah Vero mengikutu ujian tersebut, Vero ditemani kakaknya untuk mengambil hasil ujian itu, ternyata Vero lulus ujian dan diterima di sekolah tersebut. Seharusnya Vero merasa senang dengan hal itu, namun mukanya terlihat murung. Saat dai akan menghubungi Vicky untuk memberi kabar bahagia itu, ponsel Vicky tidak aktif, hal itu membuat Vero  sedih. Beberapa bulan Vero dan Vicky tidak berkomunikasi lagi, Vero sedih dan kecewa, Vero merasa patah semangat, merasa bahwa ada sesuatu yang hilang pada hidupnya setelah menghilangnya Vicky tanpa sebab yang jelas dan tanpa kabar sedikitpun.
Di sekolah barunya, Vero memiliki lima teman dekat, dia sering sekali bercerita tentang dirinya dan tentang Vicky kepada teman-temannya. Teman-temannya pun mengerti dengan apa yang sedang dirasakan oleh Vero. Namun alangkah terkejutnya teman-teman Vero saat mengetahui bahwa orang yang selama ini Vero ceritakan, yang selalu Vero bangga-banggakan, orang yang sangat dikagumi Vero itu adalah saudara Vero sendiri. Hingga salah satu temannya bertanya, “apa yang kamu rasakan pada Vicky, Ver? Apakah hanya  sekedar suka, kagum, atau mungkin kamu menyayanginya, atau bahkan mungkin kamu telah jatuh cinta pada saudaramu sendiri, Ver?”. Mendengar pertanyaan temannya, Vero hanya terdiam membisu, dia tidak bisa berkata sedikitpun. Lalu tiba-tiba, salah satu temannya yang lain berkata, “mungkin kamu telah jatuh cinta pada saudaramu itu. Itu semua terlihat saat kau sering bercerita tenten dia, kau sering memuji-mujinya, kau sering berkata bahwa kau merindukannya. Lagi-lagi Vero terdiam, dia tidak bisa menjawab perkataan-perkataan temannya. Obrolan itu pun berakhir saat seorang guru datang memasuki ruang kelasnya.

***

Rumah Vero memang masuk ke sebuah gang yang, jauh dari jalan raya. Vero sudah terbiasa pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki.
Pada suatu hari, tepat pukul tiga sore, Vero pulang berjalan kaki sendirian dengan menggunakan seragam putih hitamsambil menggendong tas ranselnya. Kebiasaannya pada saat berjalan yaitu sering kali menoleh ke belakang, karena dia merasa takut seakan –akan nanti ada orang yang mengikutinya dari belakang. Dengan rasa terkejut, saat dia menoleh ke belakang, dia melihat seorang laki-laki memakai seragam putih-putih badannya tegak jalannya gagah. Vero merasa bahwa dia mengenali sosok itu. Dia mencoba menoleh ke belakang lagi, dan ternyata dia memang benar-benar mengenali lelaki itu, dia adalah Vicky. Jantung Vero berdetak kencang, lututnya terasa lemas, badannya berkeringat dingin, dia benar-benar terkejut saat melihat Vicky. Dengan sengaja Vero mempercepat jalannya, namun ternyata Vicky jauh lebih cepat jalannya dibandingkan Vero, hingga akhirnya Vicky dan Vero barjalan bersama.

“heyy…” sapa Vicky pada Vero.
“hhheeeyyy..” saut Vero dengan nada grogi.
“baru pulang yaa??” Tanya basa-basi dari Vero untuk menghilangkan rasa groginya.
“yaaah, begitulah” jawab Vicky sambil melempar senyuman pada Vero.
Betapa  senangnya Vero saat itu, rasa rindunya telah terlampiaskan, dia sudah bertemu dengan Vicky dan saat sampai di rumahnya, dia dapati sms dari Vicky. Dia langsung masuk kamar, bebaring di tempat tidurnya.

Saat malam tiba, Vero melamun di dalam kamarnya, Vero teringat kata-kata temannya yang menyatakan bahwa Vero telah jatuh cinta pada Vicky. Dia terdiam sambil memejamkan mata hingga tak sadar saat dia meneteskan air mata. Dalam hati dia berkata, “munkin benar apa yang dikatakan oleh temanku, aku telah jatuh cinta pada Vicky, saudaraku sendiri. Tapi mengapa harus dia orang yang aku cintai, mengapa saudaraku sendiri?”. Semakin deras air mata yang keluar, dia merasa takut dengan perasaannya, takut jika keluarganya akan mengetahui tentang hal itu, dia takut jika nanti akan dijauhkan dengan Vicky.
Keesokan harinya sepulang sekolah, Vero bertanya pada ibunya,
“Bu, coba ceritakan bagaimana silsilah keluarga kita. Aku dan Vicky bersaudara, bagaimana silsilahnya, bu?”
Dengan senang hati dan tanpa rasa curiga, ibu Vero menjelaskan tentang hubungan keluarganya dengan keluarga Vicky, hingga Vero pun mengetahui bahwa dia dan Vicky ternyata masih saudara dekat.
“Vicky itu gagah yaa. Badannya sudah seperti atlit sungguhan saja. Ibu suka padanya, Ver”.
Jantung Vero berdetak kencang saat mendengar penuturan ibunya. Ternyata ibunya pun menyukai Vicky. Betapa senang hati Vero saat mengetahui bahwa ibunya memuji-muji orang yang dicintainya, hingga dia berandai-andai, “andai dia bukan saudaraku, aku pasti direstui untuk behubungan dengan Vicky, namun kenyataannya tidak seperti itu”.

***

Suatu malam yang sunyi, Vero melamun berbaring di tempat tidurnya. Tiada hal lain yang dia pikirkan saat itu selain perasaannya. Dia memikirkan berbagai cara yang bisa dia lakukan untuk bisa jauh dari Vicky dan bisa melupakan Vicky. Vero merasa bahwa Vicky adalah penyemangat hidupnya, orang yang mampu merubah hidupnya menjadi lebih baik, Vero marasa nyaman bersama Vicky.
Malam itu terlintas di pikiranya untuk menyatakan apa yang dia rasakan pada Vicky, namun dia ragu. Dia takut jika setelah Vicky tau tentang perasaannya yang sebenarnya, Vicky akan menjauh darinya. Akhirnya niat itu urung untuk dilaksanakan.
“mungkin akan lebih baik jika aku memendam rasa ini, tak usah ku nyatakan apa yang ku rasakan ini pada Vicky, tak sanggup ku terima kenyataan saat dai tahu nanti”, katanya dalam  hati.

***

Sudah hampir tiga tahun dia bertahan memendam perasaanya pada Vicky,semenjak dia masih kelas 3 SMP hingga sekarang menginjak kelas 3 SMK. Namun selama itu dia terus mencoba untuk berpaling pada lelaki lain, tapi tetap saja dia tidak bisa melakukannya, dia selalu mengharapkan orang yang disukainya itu akan memiliki kepribadian yang sama dengan Vicky. Susah baginya mencari sosok seseorang yang sama dengan Vicky, hingga akhirnya dia tetap tidak bisa berpaling dari Vicky.
Beberapa bulan kemudian pada semester pertama di kelas 3, Vero bertemu dengan teman SMPnya, Angga. Dari pertemuannya itu, mereka jadi saling berkomunikasi lewat sms. Hampir setiap hari mereka saling bercerita lewat sms. Awalnya Vero pikir kedekatan mereka itu hanyalah sebatas teman karena Vero tidak memiliki perasaan apapun pada Angga. Namun ternyata Angga tidak seperti Vero, Angga merasa Vero adalah teman spesialnya, Angga menyukai Vero.
Setelah beberapa bulan mereka dekat, akhirnya Angga menyatakan perasaannya pada Vero, dia berkata pada Vero bahwa dia menyukai Vero, dia merasa nyaman saat bersama Vero. Vero terkejut dengan perkataan Angga, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Beberapa hari dia memikirkan hal itu, akhirnya dia menemukan jawaban yang menurutnya tepat. Dia akan jadikan Angga sebagai pacarnya, dia lakukan itu agar dia bisa menjaga jarak dengan Vicky, agar dia bisa jauh dan menghilangkan persaannya untuk Vicky.
Dua bulan sudah Vero dan Angga berpacaran, sejauh ini hubungan mereka berjalan dengan baik. Meski orang yang menjadi kekasih Vero adalah Angga, namun hati Vero tatap tertuju pada Vicky, Vero tetap menyimpan perasaan untuk Vicky. Sulit bagi Vero untuk melupakan seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya, namun Vero tetap menghargai perasaan Angga yang telah menyayanginya.
“tidak ada yang harus dilupakan dalam hidupku, semuanya akan baik-baik saja. Mungkin inilah jalan terbaik, cinta dalam diam ini harus ku jalani, aku tak perlu mengumbar tentang apa yang aku rasa, aku akan tetap menyayangi Vicky sebagai penyemangat hidupku, dan aku akan tetap menyayangi Angga, itu ku lakukan agar aku tidak begitu berharap pada Vicky”.


By : VY

***THE END***

0 komentar:

Posting Komentar