joy_joyoblogg.blogspot.com

Pages

joy_joyoblogg.blogspot.com
joyz ahmadkertowj

Kamis, 29 November 2012

PERSAHABATAN ABADI

PERSAHABATAN ABADI

    Indah rasanya hidup ini jika selalu bersama orang-orang yang kita sayangi seperti keluarga, teman, sahabat, juga kekasih. Hal itulah yang dirasakan oleh seorang gadis cantik berkulit putih dan berambut hitam lurus, dialah Nuwar Yollanda. hidupnya nyaris sempurna, tanpa kekurangan apapun. Dia cantik, pintar, memiliki banyak kelebihan, selalu dekat dengan orang-orang yang dia sayangi, dia salah satu gadis yang beruntung bisa memiliki itu semua. 
   Reno, sahabat Nuwar dari kecil, dialah yang selalu menemani Nuwar bermain, belajar, dan menjalankan aktifitas lainnya. Rumah Reno berdekatan dengan rumah Nuwar, hal itu yang membuat mereka bisa saling bersama. Semenjak kecil, teman yang paling dekat dengan Nuwar hanyalah Reno.Meskipun Nuwar dan Reno memiliki banyak teman di sekolahnya, namun Nuwar merasa bahwa Reno adalah teman yang paling mengerti tentang dirinya, begitu juga dengan Reno, itu sebabnya hubungan mereka sangat dekat.
   Saat menginjak bangku SMA, Nuwar dan Reno memiliki teman baru, Raka dan Riki namanya. Raka dan Riki merupakan saudara kembar, mereka murid pindahan dari luar kota. Semenjak mereka mengenal Reno, mereka selalu mengajak Reno kemanapun mereka mau, mereka selalu mengajak Reno untuk bermain bersama mereka. Beberapa hari Reno bermain bersama si kembar tanpa mengajak Nuwar, hal itu membuat Nuwar sedih dan kecewa pada Reno. Hingga suatu saat Reno melihat Nuwar sedang duduk di kantin sendirian, dia pun menghampiri Nuwar,
"hei princess, ngapain lo di sini sendirian, nanti kesambet baru tau rasa lo"
"apa peduli lo, ngapain lo di sini? bukannya lo udah sibuk ama urusan baru lo? pergi sana, main aja terus ama temen beru lo itu!"
"oh itu alesannya. ok sorry deh, gue minta maaf sama lo karna beberapa hari ini gue ga main bareng lo, itu karna gue punya urusan ama si kembar. lo tau sendiri kan kalo mereka tuh baru pindahan, mereka ga tau daerah sini, jadi beberapa hari kemaren gue temenin mereka buat keliling kota. sorry juga gue ga ngajak lo, gue takut lo kecapen, lagian kita kan jalan bertiga, kita semua cowo, dan lo cewe, jadi gue rasa lo ga bakal mau ikut kalo gue ajak.
   Mendengar penjelasan Reno, barulah Nuwar menyadari bahwa yang dilakukan oleh sahabatnya iti memang benar. Reno terus mencoba menghibur Nuwar hingga akhirnya merekapun bisa ceria seperti biasa lagi.
"war, di sana ada si kembar tuh, kita ke sana yuk, sekalian gue mau kenalin lo sama mereka"
   Reno dan Nuwar pun menghampiri Raka dan Riki yang sedang asik makan,
"hei sob, makan ga bagi-bagi" sapa Reno pada si kembar.
"kalo bagi-bagi nanti cepet abis Ren, haha" saut Riki.
"weh, sapa tuh yang dibawa? cewe lo ya?" tanya Raka pada Reno.
"ohya, kenalin nih, Nuwar, sohib gue dari kecil yang kemaren gue ceritain itu" jawab Reno.
"ngomong apa aja ke mereka tentang gue?" tegur Nuwar.
   Mereka aakhirnya larut dalam canda tawa. hanya dalam beberapa menit saja mereka bisa saling berinteraksi dengan baik, mreka bosa saling mengenal pribadi mereka masing-masing.
***
   Pada suatu malam di hari libur, Raka dan Riki barmain di rumah Reno. Saat mereka akan pergi keluar untuk mencari makanan, mereka melihat Nuwar sedang duduk di depan pagar rumahnya,
"ngapain lo di situ?" tanya Raka pada Nuwar.
"biasa, gue nunggu mamang nasi goreng yang suka lewat sini. Nah lo lo pada ngapain malem-malem gini ada di rumah Reno??"
"mereka main di rumah gue dari sore tadi, sekarang rencananya mereka mau nginep di rumah gue"
"ooh, terus pda ngapain ada di luar, pada nyari makanan juga??"
"iyee, kit laper nih, mana tukang nasi gorengnya??"
   Akhirnya mereka duduk bersama di depan rumah Nuwar untuk menunggu si penjual nasi goreng. Saat si penjual nasi itu datang, mereka langsung memesan, setelah pesanan mereka jadi, mereka semua masuk ke rumah Nuwar untuk memakan nasi itu. Selesai mereka habiskan makanan itu, mereka bermain game hingga larut malam, hingga akhirnya mereka tertidur di ruang televisi.
   Keesokan harinya pagi-pagi sekali mereka sudah bersiap-siap untuk pergi ke taman kota, hari minggu pagi sudah biasa bagi Nuwar dan Reno untuk pergi ke taman kota karena di sana terdapat sebuah rumah pohon yang mereka buat sejak mereka SMP. Suasana yang sejuk dan jauh dari kebisingan membuat mereka merasa nyaman saat berada di sana, itu sebabnya tempat itu mereka jadikan sebagai tempat favorit mereka.
"setiap pulang sekolah kami pasti sempatkan untuk bermain di sini, tidur sejenak, mencari inspirasi. seperti yang kalian rasakan, suasana di sini begitu sejuk, begitu nyaman, cocok sekali untuk berteduh saat kami sedang memiliki masalah di luar sana", cerita Reno pada Raka dan Riki.
   Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, cahaya matahari mulai menyengat tubuh mereka, akhirnya mereka beranjak pulang ke rumah Nuwar. Sesampainya di rumah Nuwar, kedatangan mereka sudah disambut oleh seorang wanita cantik, dia tak lain adalah ibu Nuwar. Di meja makan telah disiapkan berbagai makanan untuk mereka santap, dengan gembira mereka langsung duduk dan menghabiskan makanan yang telah disiapkan oleh ibu Nuwar. Setelah makana itu habis, brulah Nuwar tersadar, dia heran melihat ibunya yang sedang duduk manis menemani mereka makan, biasanya mereka hanya menyiapkan makanan, dan jika maknan itu telah siap, dia langsung kembali ke dapur membereskan kotoran-kotoran yang perlu dia bersihkan. Namun saat itu dia berbeda, dia tetap duduk manis menunggu Nuwar dan teman-temannya selesai makan.
"kalian suda selesai makannya ana-anak?"
"sudah ma. mama tumben masih duduk di sisni, biasanya mama langsung pergi ke dapur lalu membereskan dapur." tanya Nuwar pada ibunya.
"mama mau ngomong sama kalian semua, ini menyangkut kamu sayang"
"apa itu ma, coba ceritakan pada Nuwar"
   Tanpa pikir panjang, ibunya langsung menceritakan kepada Nuwar dan teman-temannya bahwa ayah Nuwar ditugaskan oleh pimpinan perusahaan di mana tempat ayah Nuwar bekerja untuk menangani perusahaan yang ada di Belanda. Dengan adanya tugas itu maka Nuwar dan kedua orangtuanya harus tinggal di Belanda. Mendengar kabar seperti itu, muka Nuwar dan ketiga temannya seketika berubah masam. Reno lalu berpendapat,
"bagaimana kalau Nuwar tetap tinggal di sini tante. dia akan tinggal bersama Reno, bunda dan ayah. dia kan sudah kami anggap sebagai keluarga kami sendiri tante. lagian kasian dia, sekarang kan dia minginjak kelas 3, satu langkah lagi dia akan menempuh ke jenjang yang lebih tinggi, kita juga sudah punya rencana untuk melanjutkan ke universitas yang kami pilih tante. kami mohon, jangan pisahkan kami tante".
"sudah tante duga, kalian pasti akan menolak perpisahan ini. namun apa boleh buat, keputusan om dan tante sudah bulat Ren, kami tetap akan pindah ke Belanda, dan Nuwar juga akan pindah sekolah ke sana".
   Nuwar tidak bisa berbuat apa-apa, untuk berkata satu katapun Nuwar tidak bisa mengungkapkannya. Dia berlari ke kamarnya, dia hanya bisa menangis karena dia tidak bisa melawan perinah orangtuanya. Melihat Nuwar yang bergegas masuk ke kamarnya, ketiga temannya pun langsung pamit untuk pulang. Ibunya langsung menghapiri  Nuwar, mencoba menenangkan Nuwar.
  Satu minggu mereka lalui untuk mempersiapkan diri, mempersiapkan data-data yang harus mereka urus untuk keberangkatan mereka. Tepat pukul delapan pagi mereka sudah berkumpul di bandara, begitu juga dengan ketiga teman Nuwar. Raka, Riki dan Reno ikut ke bandara untuk mengantarkan keberangkatan sahabatnya. Sebelum keberangkatan, Nuwar dan Reno saling bertatap muka, Nuwar berlinang air mata sedangkan Reno tetap mencoba menghibur Nuwar. Hingga tiba waktunya pesawat yang di tumpangi Nuwar itu lepas landas, Reno terus memandangi pesawat itu tanpa mengedipkan matanya satu detik pun, pesawat itu tetap melaju hingga hilang dari penglihatannya. Tak terasa air mata jatuh ke pipinya, tubuhnya lemas seketika dan jatuh tersungkur di hadapan teman-temannya. Raka dan Riki berusaha membangunkan Reno dan membawanya pulang ke rumah.
   Setibanya mereka di depan pintu gerbang rumah Reno, mereka melihat ada seorang gadis cantik di rumah Nuwar, "ternyata rumahnya sudah ada yang menempati, syukurlah", katanya dalam hati. Memang sebelum keluarga Nuwar pergi, ayah Nuwar telah menjual rumah mereka itu kepada atasannya. Kini rumah itu sudah dihuni oleh seorang gadis cantik bernama Elsa, dia adalah anak dari atasan ayahnya Nuwar. Elsa adalah teman satu kelas Reno. Saat melihat ada teman-temannya di depan pagar rumahnya, dia pun langsung menyapa mereka,
"hai teman-teman, ayo masuk. kebetulan ada kalian, kalau begitu saya akan adakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kepindahanku di sini".
  Karena mereka merasa tidak enak untuk menolak ajakan Elsa, akhirnya mereka masuk dan ikut merayakan kedatangan Elsa di rumah itu. Namun Reno merasa lelah, tak lama kemudian dia pamit pulang pada Elsa, Raka dan Riki pun ikut pulang.
***
   Setelah libur panjang, kini saatnya mereka kembali beraktifitas di sekolah. Seperti biasa, sebelum Reno berangkat, dia selalu mampir ke rumah Nuwar, mereka selalu berangkat bersama.
"princess..., Nuwar..., brangkat yuuuk" teriaknya di depan pagar rumah Elsa, dia lupa bahwa Nuwar telah pergi hingga dia terkejut saat mengetahui yang keluar dari rumah itu bukanlah Nuwar, tapi Elsa.
"ko' Nuwar?? di sini hanya ada aku Ren, aku Elsa, bukan Nuwar". tegur Elsa pada Reno.
"oow, gue lupa, sorry. yaudah, kamu mau beramgkat bareng gue ga??"
"muka kamu pucat Ren, badan kamu juga panas, kamu sakit???"
Reno terdiam, mukanya tidak ceria seperti biasanya, dia terlihat tidak bersemangat pagi itu.
"seharusnya kalau kamu sakit ga usah masuk sekolah Ren, sebaiknya kamu istirahat saja di rumah. ayo aku antar masuk ke rumahmu", ajak Elsa sambil menuntun Reno masuk ke dalam rumah Reno. Lalu Elsa pun langsung bergegas berangkat sekolah.
   Di dalam kamarnya Reno hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidurnya, dia memegang hp nya dan mencari nama Nuwar di kontank teleponnya,
"gimana kabar lo di sana? lo baik-baik aja kan??" tanya reno pada Nuwar lewat telepon
"gue sakit Ren. hari ini seharusnya hari pertama gue masuk sekolah di sini, tapi gue sakit, badan gue panas, rasanya lemas, malas untuk melakukan kegiatan apapun Ren. lo sendiri gimana?"
"gue juga ga berangkat"
   Mereka saling berbincag lewat telepon. Ternyata apa yang mereka rasakan saat itu sama, mereka sakit saat mereka berjauhan, mereka memang sudah terbiasa bersama, sulit untuk mereka hidup berjauhan.
   Saat mengetahui Nuwar sakit, ibunya tidak tega melihat anaknya tersiksa seperti itu. Ibunya tahu anaknya seperti itu karena dia jauh dari sahabatnya. Hal seperti itu pernah Nuwar alamai saat dia duduk di bangku sekolah dasar saat dia dan keluarganya harus pindah ke luar kota dengan alasan yang sama. Akhirnya dia dan suaminya sepakat untuk mengizinkan Nuwar tinggal bersama Reno. Mendengar kabar tersebut, Nuwar sangat bahagia. Tiga hari kemudian Nuwar diantar oleh kedua orangtuanya pergi ke rumah Reno. Reno terkejut melihat kedatangan Nuwar yang tiba-tiba ada di hadapannya, tanpa pikir panjang kedua sahabat ini langsung berpelukan untuk melepas kerinduan mereka.
"tante dan om sudah memberi kabar pada ayah dan bunda mu tga hari yang lalu bahwa Nuwar akan tinggal bersama kamu di sisni, dan mereka telah mengizinkannya", kata ibu Nuwar.
   Tanpa minta izin mereka langsung pergi ke rumah pohon yang berada di dekat taman kota itu. Saat sampai di sana ternyata Raka dan Riki sudah berada di dalam rumah pohon itu, mereka senang karena akhirnya mereka bisa berkumpul lagi. Waktu menunjukkan pukul 5 sore, sudah waktunya mereka untuk pulang. Nuwar pulang bersama Reno karena sekarang mereka tinggal bersama, sedangkan Raka dan Riki pulang lewat jalur yang berbeda, merekapun berpisah.
   Sesampainya di rumah Reno, kedua orangtua Nuwar telah bersiap-siap untuk kembali ke Belanda.
"kamu hati-hati di sini, jaga diri baik-baik, jangan macam-macam, jaga nama baik keluarga. mama dan papa harus kembali ke Belanda, entah beberapa tahun lagi kita akan kembali bersama, tapi yang jelas kita akan selalu bersama. mama bahagia melihat kamu bahagia, meskipun kamu jauh dari mama, asalkan kamu bahagia, mama dan papa juga akan bahagia" ibunya menangis dalam pelukan Nuwar. Namun Nuwar tidak bisa berbuat apa-apa, dia sudah memiliki banyak rencana unutk masa depannya nanti bersama teman-temannya, sehingga sulit baginya untuk meninggalkan teman-temannya itu. Di dalam hatinya sudah bertekad, Nuwar akan membanggakan kedua orangtuanya, meskipun dia hidup jauh dari kedua orangtuanya, namun dia akan hidup mandiri dan akan menjalankan usaha bersama teman-temanya setelah dia selesai kuliah nanti.
***
   Beberapa tahun kemudian, keempat sahabat itu telah mendapatkan gelar sarjana sesuai fakultas mereka masing-masing. Setelah itu mereka bertekad untuk menjalankan misi mereka yang dulu pernah mereka rencanakan. Pada awalnya mereka menjadi pegawai di sebuah perusahaan ternama di Indonesia, mereka mencoba mengumpulkan modal untuk mendirikan sebuah usaha yang dari dulu sudah mereka rencanakan.
   Tiga tahun kemudian, mereka telah merasa memiliki modal yang cukup untuk mendirikan usaha tersebut. Dengan rencana yang matang, mereka sepakat untuk mendirikan sebuah gedung yang di dalamnya terdapat berbagai macam tempat hiburan, restoran, kafe, rumah sakit, dan tempat perbelanjaan. Usaha itu sukses mereka jalani. Cita-cita mereka untuk membahagiakan keluarganya telah mereka capai, dan tidak hanya itu, mereka pun di kenal oleh masyarakat sebagai tokoh muda yang patut dijadikan sebagai contoh kaum muda lainnya. Semangat mereka yang gigih, sikap mereka yang rendah hati menjadikan mereka dikenal dan  dipuji-puji banyak orang.
   Kini mereka memiliki beberapa pegawai yang dipercaya untuk membantu mengelola usaha mereka. Mengetahui anaknya telah sukses, kedua orangtua Nuwar datang menghampirinya. Mereka bangga terhadap anaknya yang telah di kenal banyak orang dan memiliki usaha yang sukses. Kini Nuwar telah memiliki rumah sendiri untuk tempat tinggal dia dan kedua orangtuanya.
   Orangtua dari keempat bersahabat itu kini telah pensiun dari pekerjaan mereka. Kini mereka bisa menikmati hasil kerja keras anaknya dan mereka hidup bahagia.

By. VY

   

--

0 komentar:

Posting Komentar